Bab

  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
  22. 22
  23. 23
  24. 24

Perjanjian Baru

Lukas 15 Perjanjian Baru: Versi Mudah Dibaca (AMD)

Sukacita di Surga(Mat. 18:12–14)

1. Banyak pemungut pajak dan orang berdosa berkumpul di sekeliling Yesus untuk mendengar-Nya.

2. Lalu orang Farisi dan guru Taurat mulai mengomel. Mereka berkata, Orang ini menerima orang berdosa dan makan bersama mereka.

3. Kemudian Yesus mengatakan perumpamaan berikut kepada mereka. Kata-Nya,

4. Jika seorang di antara kamu mempunyai 100 domba dan hilang satu ekor, tentu ia akan meninggalkan 99 dombanya. Apakah ia tidak mencari domba yang hilang itu?

5. Apabila ia menemukannya, dengan sukacita ia meletakkannya di atas bahunya.

6. Dan ketika ia pulang ke rumahnya, ia memanggil semua teman dan tetangganya. Katanya kepada mereka, ‘Bergembiralah bersamaku. Aku sudah menemukan domba yang hilang itu.’

7. Dengan cara yang sama, Aku mengatakan kepadamu, akan ada sukacita yang lebih besar di surga karena satu orang yang berdosa bertobat. Sukacita karena orang yang satu itu lebih besar daripada sukacita karena 99 orang yang benar, yang tidak perlu lagi bertobat.

8. Atau seandainya seorang perempuan mempunyai 10 keping uang perak dan hilang satu, apakah dia tidak menyalakan lampu dan menyapu seluruh rumah untuk mencarinya? Ia akan mencari baik-baik sampai ia menemukannya.

9. Dan apabila ia menemukannya, ia akan memanggil teman-teman dan tetangga-tetangganya. Ia akan berkata, ‘Bergembiralah dengan aku karena aku sudah menemukan keping uang perak yang hilang itu.’

10. Aku berkata kepadamu, begitu juga terjadi di surga. Malaikat-malaikat Allah akan bersukacita apabila ada seorang yang berdosa bertobat.

Anak yang Hilang

11. Kemudian Yesus berkata, Ada seorang yang mempunyai dua anak laki-laki.

12. Anak yang bungsu berkata kepada bapanya, ‘Bapa, berikanlah warisan yang menjadi bagianku.’ Lalu bapanya membagi-bagikan kekayaannya kepada kedua anaknya.

13. Tidak lama kemudian anak bungsu itu mengumpulkan barang-barangnya dan berangkat ke negeri yang jauh.

14. Di sana ia menghambur-hamburkan uangnya dengan berfoya-foya. Ketika ia sudah menghabiskan uangnya, terjadilah bencana kelaparan di seluruh negeri. Ia mulai melarat.

15. Ia menawarkan diri untuk bekerja pada seorang penduduk negeri itu. Orang itu menyuruh dia ke ladang untuk memberi makan babi-babinya.

16. Ia sangat lapar sehingga ia ingin makan ampas-ampas yang dimakan babi-babi itu, tetapi itu pun tidak ada yang memberikan kepadanya.

17. Akhirnya ia menyadari kesalahannya. Katanya, ‘Begitu banyak hamba bapaku mendapat makanan yang berlimpah-limpah. Padahal aku hampir mati kelaparan di sini.

18. Aku akan kembali. Aku akan berkata kepada bapaku, Bapa, aku sudah berdosa terhadap surga dan di hadapan bapa.

19. Aku tidak pantas lagi disebut anakmu. Terimalah aku sebagai salah satu dari hambamu.’

20. Lalu ia berdiri dan pulang kepada bapanya.Ketika ia masih jauh dari rumah, bapanya sudah melihat dia. Bapanya merasa kasihan kepadanya. Ia berlari kepadanya serta memeluk dan menciumnya.

Kembalinya Anak yang Hilang

21. Kata anak itu kepada bapanya, ‘Bapa, aku sudah berdosa terhadap surga dan di hadapanmu. Aku tidak pantas lagi disebut anakmu.’

22. Tetapi bapa itu berkata kepada hamba-hambanya, ‘Cepat. Bawalah pakaian terbaik, lalu pakaikan kepada anakku. Berikan cincin di jarinya dan sandal di kakinya.

23. Bawalah anak sapi kita yang gemuk. Ambillah anak sapi kita yang gemuk. Sembelihlah itu dan mari kita makan serta bersukacita.

24. Anakku yang kusangka sudah mati sudah hidup kembali. Ia telah hilang, tetapi sekarang ia ditemukan kembali.’ Maka mereka mulai berpesta.

Anak Sulung Datang

25. Saat itu anak sulung berada di ladang. Ketika ia sudah dekat ke rumah, ia mendengar musik dan tari-tarian.

26. Ia memanggil salah satu hamba dan menanyakan, ‘Ada apa itu?’

27. Hamba itu menjawab, ‘Saudaramu sudah kembali. Bapamu menyembelih anak sapi yang gemuk karena anaknya sudah kembali. Dan dia kembali dengan selamat.’

28. Mendengar itu, anak sulung itu marah, ia tidak mau masuk ke pesta itu. Lalu bapanya keluar dan mengajak dia masuk.

29. Anak itu berkata kepada bapanya, ‘Begini bapa. Bertahun-tahun aku terus seperti hamba melayanimu dan selalu menaati perintahmu. Bapa tidak pernah menyembelih seekor kambing pun untukku. Engkau tidak pernah mengadakan pesta untukku bersama-sama dengan teman-temanku.

30. Tetapi ketika anak yang menghabiskan uangmu dengan pelacur-pelacur itu kembali, engkau menyembelih anak sapi yang gemuk untuk dia.’

31. Jawab bapanya, ‘Anakku, engkau selalu bersamaku. Semua milikku adalah milikmu.

32. Kita harus berpesta dan bersukacita sebab saudaramu telah mati, tetapi ia sudah hidup kembali, ia telah hilang, tetapi sudah ditemukan kembali.’