Perjanjian Baru

Matius 13:17-32 Perjanjian Baru: Versi Mudah Dibaca (AMD)

17. Yakinlah bahwa banyak nabi dan orang baik yang mau melihat hal-hal yang kamu lihat, tetapi mereka tidak melihatnya, dan mau mendengar hal-hal yang kamu dengar, dan mereka tidak mendengarnya.

18. Jadi, dengarkanlah arti perumpamaan tentang petani itu.

19. Inilah arti tentang benih yang jatuh di tepi jalan. Benih itu seperti orang yang mendengar ajaran tentang Kerajaan Allah, tetapi tidak mengerti. Kemudian datanglah iblis dan mengambil ajaran yang telah ditanam di hati orang itu.

20. Apakah artinya benih yang jatuh di daerah yang berbatu-batu? Benih itu seperti orang yang mendengar ajaran tentang Kerajaan Allah. Ia menerimanya dengan sangat cepat dan sukacita.

21. Tetapi orang itu tidak membiarkan ajaran itu masuk ke dalam hatinya lebih dalam. Ia menyimpan ajaran itu hanya sebentar. Ketika dia menghadapi kesulitan atau dianiaya karena ajaran yang diterimanya, maka ia akan menyerah dengan cepat.

22. Benih yang jatuh di antara tumbuhan yang berduri menerangkan tentang orang yang mendengar ajaran tentang Kerajaan Allah, tetapi orang itu sering merasa khawatir dalam hidup ini dan cinta terhadap uang. Hal itu membuat ajaran yang pernah didengarnya tidak bertumbuh sehingga ajaran itu tidak akan menghasilkan buah dalam hidup orang itu.

23. Dan apakah artinya benih yang jatuh di tanah yang baik? Benih itu seperti orang yang mendengar ajaran itu dan mengerti dan dia menghasilkan buah, ada yang 100 kali lipat, ada yang 60 kali lipat, dan ada yang 30 kali lipat.

24. Kemudian Yesus menceritakan perumpamaan yang lain lagi. Ia berkata, Kerajaan Allah itu seperti seorang petani yang menanam benih gandum yang baik di ladangnya.

25. Tetapi pada malam hari, ketika orang sedang tidur, datanglah musuh petani itu. Musuh itu menanam lalang di antara benih gandum itu lalu ia pergi.

26. Gandum itu tumbuh menjadi besar dan mulai berbuah. Dan pada saat yang bersamaan, lalang-lalang juga tumbuh dan mulai kelihatan.

27. Para pekerja ladang itu datang kepadanya dan berkata, ‘Tuan, engkau telah menanam benih yang baik. Dari manakah lalang itu datang?’

28. Petani itu menjawab, ‘Musuhlah yang menanam lalang itu.’Hamba-hamba itu bertanya lagi, ‘Apakah engkau mau supaya kami mencabut lalang-lalang itu sekarang?’

29. Petani itu menjawab, ‘Tidak, karena jika kamu mencabut lalangnya, mungkin gandumnya akan tercabut juga.

30. Biarkanlah gandum dan lalang itu tumbuh bersama-sama sampai tiba waktu panen. Pada saat panen nanti aku akan berkata kepada para pekerja: Kumpulkan lalangnya lebih dahulu, ikat, kemudian bakar. Sesudah itu kumpulkan gandumnya dan simpan di gudangku.’

31. Kemudian Yesus menceritakan perumpamaan yang lain, Kerajaan Allah seperti biji sesawi. Seseorang menanam biji sesawi di kebunnya.

32. Biji itu sangat kecil dan tidak ada biji lain yang lebih kecil daripada biji sesawi. Biji itu tumbuh dan menjadi tanaman yang terbesar dari semua tanaman kebun. Tumbuhan itu menjadi pohon yang besar sehingga burung-burung datang dan membuat sarang pada dahan-dahannya.

Membaca bab lengkap Matius 13