Perjanjian Baru

Lukas 20:10-27 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

10. Ketika musim panen anggur sudah tiba, pemilik kebun itu menyuruh salah satu hambanya pergi menagih hasil kepada para petani itu, supaya mereka memberikan hasil kebun yang menjadi bagian pemilik itu. Tetapi setibanya di sana, para petani itu memukuli si hamba itu, mengusirnya, lalu dia pulang dengan tangan kosong.

11. Kemudian pemilik kebun itu menyuruh hambanya yang lain. Tetapi sekali lagi mereka mencaci maki dan memukulinya, mengusirnya, lalu dia pulang dengan tangan kosong.

12. Lagi-lagi pemilik kebun itu menyuruh hambanya yang ketiga. Tetapi mereka memukuli dia lagi— bahkan sampai melukainya. Lalu mereka menyeretnya keluar dari kebun itu.

13. “Akhirnya pemilik kebun itu berpikir, ‘Sekarang, apa yang akan aku lakukan? Aku akan mengutus anakku satu-satunya— yang sangat kukasihi. Mungkin mereka akan menyegani dan menghormati anakku sendiri.’

14. Tetapi ketika para petani itu melihat anak pemilik kebun itu datang, mereka berkata satu sama lain, ‘Lihat! Yang datang ini adalah anaknya sendiri! Dia yang akan menjadi ahli waris kebun ini kalau bapaknya sudah meninggal. Mari kita bunuh dia, supaya kebun ini menjadi milik kita!’

15. Lalu mereka menyeret anaknya itu keluar dari kebun itu dan membunuhnya.“Jadi coba pikir: Kalau sudah begitu, apa lagi yang akan diperbuat oleh pemilik kebun itu kepada mereka?

16. Tentu dia sendiri yang akan datang dan membunuh para petani itu. Lalu dia akan menyewakan kebunnya itu kepada petani-petani yang lain.”Lalu orang-orang yang sedang mendengarkan Yesus itu berkata, “Wah! Jangan sampai hal itu terjadi!”

17. Tetapi Yesus memandangi mereka dan berkata, “Kalau begitu, coba kalian artikan ayat dari Kitab Suci ini,‘Batu yang dianggap tidak berguna oleh tukang-tukang bangunansudah dijadikan Allah sebagai batu fondasi yang terutama.’

18. Dan Aku berkata kepada kalian: Setiap orang yang tersandung pada batu itu akan hancur. Dan setiap orang yang tertimpa batu itu akan hancur lebur.”

19. Lalu para ahli Taurat dan para imam kepala yang sedang mendengarkan Yesus menyadari bahwa melalui perumpamaan itu Yesus sudah berkata, “Kalian pemimpin Yahudi seperti para petani yang jahat itu!” Oleh karena itu, mereka ingin menangkap Yesus pada saat itu juga. Tetapi mereka takut kepada orang banyak, karena orang banyak yang mengagumi Yesus itu bisa marah dan langsung bertindak terhadap mereka.

20. Karena itu para pemimpin Yahudi mengawasi Yesus dengan baik, karena mereka berencana membujuk Dia untuk berkata sesuatu yang melawan pemerintahan Roma. Jadi mereka mengirim beberapa orang mata-mata yang menyamar sebagai orang baik untuk mengajukan beberapa pertanyaan kepada-Nya. Kalau jawaban Yesus melawan pemerintahan Roma, mereka berencana langsung menangkap dan menyerahkan Dia ke dalam kuasa gubernur yang ditugaskan oleh pemerintah Roma.

21. Mata-mata itu berkata kepada-Nya, “Guru, kami tahu bahwa semua ajaran dan perkataan Bapak selalu benar. Bapak tidak takut pendapat siapa pun tetapi selalu mengajar dengan jujur tentang apa yang Allah kehendaki untuk kita lakukan.

22. Jadi, pertanyaan kami: Menurut Hukum Taurat, bolehkah kita membayar pajak kepada pemerintah Roma, atau tidak?”

23. Tetapi Yesus menyadari bahwa mereka mempunyai rencana jahat. Lalu Dia berkata kepada mereka,

24. “Coba tunjukkan satu keping uang perak yang biasa dipakai untuk membayar pajak.” Waktu mereka menunjukkannya kepada-Nya, Dia bertanya, “Ukiran muka siapa yang ada di sini? Dan nama siapa yang tertulis di sini?”Jawab mereka, “Raja Roma.”

25. Lalu kata-Nya kepada mereka, “Kalau begitu, apa yang perlu kamu berikan kepada raja, berikanlah! Dan apa yang perlu kamu berikan kepada Allah, berikanlah!”

26. Jadi mata-mata itu tidak berhasil menjebak-Nya melalui kata-kata-Nya di hadapan orang banyak itu. Semua mereka begitu terheran-heran mendengar jawaban-Nya itu sehingga mereka menjadi diam saja.

27. Beberapa anggota kelompok Saduki juga mendatangi Yesus. (Kelompok Saduki percaya bahwa setiap orang yang sudah mati tidak akan hidup kembali.) Lalu mereka bertanya kepada-Nya,

Membaca bab lengkap Lukas 20