Perjanjian Baru

Ibrani 7:1-18 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

1. Melkisedek itu adalah raja kota Salem dan imam Allah yang Mahatinggi. Dialah yang bertemu dengan Abraham ketika Abraham dengan teman-temannya kembali dari peperangan mengalahkan semua pasukan tentara dari beberapa kerajaan. Pada hari itu Melkisedek memberkati Abraham.

2. Dan Abraham memberikan kepada Melkisedek sepersepuluh dari semua harta yang direbutnya dari perang itu. Nama Melkisedek berarti “raja keadilan.” Tetapi nama kotanya adalah Salem— yang berarti ‘damai’. Jadi boleh dikatakan juga bahwa dia adalah raja kedamaian.

3. Tetapi tidak ada tulisan dalam Kitab Suci mengenai bapaknya atau tempat asalnya. Juga tidak ada keterangan tentang di mana dia dilahirkan atau kapan dia mati. Jadi, imam Melkisedek bisa disamakan seperti Anak Allah sendiri— yang bertugas sebagai imam untuk selamanya.

4. Jadi, kita melihat bahwa Melkisedek memang adalah orang yang sangat penting. Karena Abraham— nenek moyang kita yang terkenal itu, memberikan kepadanya sepersepuluh dari semua harta terbaik yang dirampas dalam perang itu.

5. Tetapi di kemudian hari, Hukum Taurat mengatakan bahwa “hanya para pelayan Rumah Tuhan— yaitu orang-orang dari suku Lewi, yang berhak menerima persepuluhan dari umat Israel.” Mereka menerima persepuluhan itu dari saudara-saudari mereka sendiri yang sama-sama keturunan Abraham.

6. Biarpun Melkisedek bukan orang Lewi, dia menerima persepuluhan itu dari Abraham. Dan Melkisedek juga memberkati Abraham— yaitu nenek moyang kita yang sudah menerima janji-janji Allah.

7. Dan kita tahu bahwa orang yang memberkati selalu lebih besar daripada orang yang menerima berkat.

8. Juga, pikirkan perbedaan ini: Para pelayan dari suku Lewi itu yang menerima persepuluhan, mereka hanyalah manusia yang akan mati. Sedangkan kesaksian Firman Tuhan tentang Melkisedek, dia hidup selamanya.

9. Dan boleh dikatakan bahwa Lewi sendiri— yaitu nenek moyang dari mereka yang berhak menerima persepuluhan, membayar persepuluhan kepada Melkisedek melalui Abraham.

10. Karena waktu Abraham bertemu dengan Melkisedek dan memberikan persepuluhan, Lewi belum lahir. Jadi boleh dianggap bahwa Lewi hadir walaupun masih dalam tubuh Abraham.

11. Jadi sekarang kita bisa mengambil kesimpulan: Ternyata kesempurnaan rohani tidak bisa dicapai melalui pelayanan para keturunan Lewi— biarpun pelayanan mereka berdasarkan Hukum Taurat. Karena kalau kesempurnaan rohani bisa dicapai melalui mereka, Allah tidak perlu mengutus Imam lain yang tidak berasal dari keturunan Lewi dan Harun.

12. Dan kalau Allah mengutus Imam dengan cara yang berbeda dari yang sudah ditentukan, berarti seluruh Hukum Taurat pun harus berubah.

13-14. Maksud saya, Tuhan kita Yesus tidak berasal dari suku Lewi— tetapi dari suku Yehuda. Orang-orang dari suku itu tidak pernah melayani persembahan kurban binatang di atas mezbah di dalam Rumah Allah, dan Musa tidak mengijinkan orang dari suku itu untuk bertugas sebagai imam.

15. Perbedaan yang sudah terjadi semakin jelas ketika kita menyadari bahwa Imam yang baru ini adalah seperti Melkisedek.

16. Dia diangkat sebagai Imam Agung— bukan karena peraturan lama yang berdasarkan keturunan jasmani, melainkan karena Dia memiliki kuasa yang tidak bisa dibinasakan, yaitu kuasa untuk hidup selama-lamanya.

17. Inilah yang tertulis dalam Kitab Suci tentang Dia,“Engkau mempunyai jabatan sebagai Imam untuk selama-lamanya— sesuai dengan pola pengangkatan imam Melkisedek dahulu.”

18. Jadi sekarang kita lihat bahwa Hukum yang lama itu sudah dibatalkan, karena hukum itu terlalu lemah dan tidak berguna.

Membaca bab lengkap Ibrani 7