Perjanjian Baru

Wahyu 1:12-20 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

12. Kemudian saya menoleh ke belakang untuk melihat Siapa yang berbicara kepada saya. Lalu saya melihat tujuh lampu yang masing-masing berdiri di atas satu meja khusus, dan semuanya terbuat dari emas.

13. Dan di antara ketujuh lampu itu ada Seorang yang kelihatan seperti ‘manusia biasa’— yaitu Anak Manusia. Dia memakai jubah yang panjangnya sampai ke kaki. Dia juga memakai ikat pinggang yang terbuat dari emas dan sangat lebar hingga sampai ke dada-Nya.

14. Rambut-Nya putih seperti bulu domba, atau seputih salju. Mata-Nya bersinar seperti nyala api.

15. Kaki-Nya kelihatan seperti pijaran tembaga saat dimurnikan di dalam api yang sangat panas. Suara-Nya keras seperti suara air terjun raksasa.

16. Tangan kanan-Nya memegang tujuh bintang. Lidah-Nya seperti pedang yang kedua sisinya tajam— yang menggambarkan bahwa semua perkataan-Nya sangat berkuasa. Dan wajah-Nya bersinar seperti sinar matahari pada waktu tengah hari.

17. Ketika saya melihat-Nya, saya langsung tersungkur di hadapan-Nya dan saya merasa seluruh kekuatan saya hilang— seperti mati mendadak. Lalu Dia meletakkan tangan kanan-Nya pada saya dan berkata, “Jangan takut! Akulah yang selalu ada— baik sebelum awal mula penciptaan maupun sesudah semua ciptaan hilang lenyap.

18. Akulah sumber kehidupan. Biarpun Aku pernah mati, tetapi lihatlah! Aku hidup sekarang, dan hidup sampai selama-selamanya! Aku memegang kunci kerajaan maut, jadi Aku berkuasa penuh untuk menentukan kapan setiap orang mati, dan Aku juga berkuasa menghidupkan kembali manusia yang sudah mati.

19. “Oleh karena itu, tuliskanlah semua hal yang akan diperlihatkan kepadamu, karena semua penglihatan ini menggambarkan keadaan yang terjadi sekarang dan juga peristiwa yang akan terjadi di kemudian hari.

20. Sekarang Aku jelaskan arti dari kedua penglihatan tadi: Ketujuh bintang yang kamu lihat di tangan kanan-Ku menggambarkan ketujuh pelayan Tuhan yang mewakili ketujuh jemaat di kota-kota tersebut, sedangkan ketujuh lampu emas menggambarkan ketujuh jemaat itu.”

Membaca bab lengkap Wahyu 1