Perjanjian Baru

Matius 13:15-31 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

15. Karena bangsa ini sudah menjadi keras kepala.Telinga mereka hampir tidak bisa mendengar,dan mereka sudah menutupi mata mereka.Kalau tidak demikian, kemungkinan mereka bisa melihat dan memperhatikan apa yang Aku kerjakan,dan bisa mengerti apa yang Aku katakan dengan telinga dan hati mereka.Dengan begitu mereka bisa bertobat dan kembali kepada-Ku,dan oleh karena belas kasihan-Ku, Aku tetap bersedia menyembuhkan mereka.’

16. Tetapi berbahagiahlah kalian masing-masing, karena Allah sudah memberikan berkat yang besar kepadamu, karena Dia mengijinkan kamu untuk sungguh-sungguh mendengar dengan telingamu, dan melihat dengan matamu.

17. Yang Ku-katakan ini benar: Banyak nabi dan orang-orang benar yang sudah merindukan untuk melihat dan mendengar apa yang sekarang kamu lihat dan dengar. Tetapi berkat itu tidak diberikan kepada mereka.”

18. “Oleh karena itu, perhatikanlah arti perumpamaan tentang petani itu.

19. Bibit yang jatuh di jalan menggambarkan orang-orang yang mendengarkan ajaran tentang kerajaan Allah, tetapi tidak mengerti. Kemudian datanglah si jahat— yaitu iblis, merampas ajaran yang sudah ditabur di hati mereka itu.

20. Dan bibit yang jatuh pada tanah yang berbatu-batu menggambarkan orang-orang yang mendengarkan ajaran Allah dan langsung menerima ajaran itu dengan senang hati.

21. Tetapi ajaran itu tidak bisa berakar di dalam hati mereka dan tidak tahan lama. Ketika mereka kena kesusahan atau disiksa karena mengikuti ajaran itu, mereka cepat meninggalkan Tuhan.

22. Bibit yang jatuh di antara rumput yang berduri menggambarkan orang-orang yang sudah mendengarkan ajaran dari Allah, tetapi mereka kuatir tentang kebutuhan hidup sehari-hari di dunia ini, dan mereka terpengaruh karena gila harta. Pikiran seperti itu menghambat ajaran itu sehingga tidak bisa berhasil dalam hidup mereka.

23. Dan bibit yang jatuh di tanah yang subur, itu sama seperti orang-orang yang mendengarkan ajaran dari Allah dan memahaminya. Seperti tanah yang subur itu, mereka pun menghasilkan banyak buah, dari satu bibit ada yang menghasilkan tiga puluh, atau enam puluh, ataupun seratus bibit.”

24. Kemudian Yesus menceritakan suatu perumpamaan yang lain lagi. Kata-Nya, “Kerajaan Allah bisa digambarkan seperti seorang pemilik ladang yang menyuruh para hambanya menanam bibit gandum yang baik di ladangnya.

25. Pada suatu malam, ketika orang-orang sedang tidur, datanglah musuh pemilik itu menaburkan bibit lalang di antara bibit gandum itu, lalu dia pergi.

26. Tetapi pada waktu gandum itu tumbuh dan menjadi besar dan mulai berbuah, pada waktu itulah lalang-lalang itu bisa dibedakan.

27. Para hamba dari pemilik ladang itu pun datang dan bertanya, ‘Tuan, kita sudah menanam bibit yang baik di ladang itu— bukan?! Jadi dari manakah datangnya lalang-lalang yang tumbuh di sana?’

28. “Dia menjawab, ‘Pasti musuh saya yang sudah melakukan itu.’“Lalu para hamba itu bertanya lagi, ‘Apakah Tuan mau supaya kami mencabut lalang-lalang itu?’

29. “Dia menjawab, ‘Tidak usah. Karena kalau kalian mencabutnya, pasti ada gandum-gandum yang ikut tercabut.

30. Biarkanlah gandum dan lalang itu tumbuh bersama-sama sampai tiba waktu panen. Waktu itulah saya akan berkata kepada mereka yang memanen: Semua lalang dikumpulkan lebih dulu, dan ikat supaya nanti dibakar. Sesudah itu semua gandum dikumpulkan dan disimpan di dalam gudang saya.’”

31. Kemudian Yesus memberikan perumpamaan ini lagi untuk menunjukkan persamaan tentang kerajaan Allah. Kata-Nya, “Kerajaan Allah seperti sejumlah biji sawi yang diambil seseorang dan ditaburkan di ladangnya.

Membaca bab lengkap Matius 13