Perjanjian Baru

Ibrani 6:8-19-20 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

8. Padahal, kalau ladang itu hanya menghasilkan alang-alang dan tanaman berduri, maka ladang itu akan dianggap tidak berguna. Dan akhirnya ladang itu akan dikutuk Allah lalu dibakar.

9. Saudara-saudari yang saya kasihi, janganlah kecewa! Biarpun saya sudah menulis hal-hal yang berat itu kepada kalian, saya yakin bahwa kalian bukanlah orang-orang yang meninggalkan Yesus itu, tetapi termasuk kepada kita yang sedang diselamatkan.

10. Karena Allah adil. Dia akan tetap ingat apa saja yang kalian masing-masing sudah lakukan bagi-Nya, terutama ketika kamu berbuat kasih kepada saudara-saudari seiman untuk memuliakan Allah. Dia memperhatikan bagaimana kamu sudah sering melayani mereka dan masih melayani mereka terus sampai sekarang, dan Dia tidak akan pernah lupa memberkatimu.

11. Tetapi yang saya sangat rindukan adalah supaya kamu terus bersemangat dan terus berbuat kasih yang nyata itu sampai akhir hidupmu, karena dengan begitu kamu memastikan bahwa kamu akan menerima apa yang kita harapkan di surga.

12. Dengan begitu kamu juga tidak akan menjadi pemalas. Tetapi hendaklah kamu mengikuti teladan saudara-saudari seiman kita yang sudah mendahului kita ke surga. Perhatikanlah bahwa mereka tetap sabar dan percaya penuh kepada Kristus sampai akhir hidup mereka. Pikirkanlah bahwa sekarang mereka sedang menikmati semua janji Allah.

13-15. Abraham adalah contoh bagi kita. Allah berjanji kepadanya dengan ‘bersumpah atas diri-Nya sendiri’, waktu Allah berkata,“Aku bersumpah atas diri-Ku sendiri: … Aku sungguh-sungguh berjanji akan memberkatimu dan memberikan banyak keturunan kepadamu.”Lalu, sesudah Abraham menunggu dengan penuh keyakinan dan kesabaran, dia pun menerima apa yang dijanjikan-Nya itu. Dan karena inilah dia bisa yakin akan janji Allah itu: Allah menguatkan janji-Nya dengan “bersumpah demi diri-Nya sendiri.” Karena memang tidak ada yang lebih besar dari Allah, jadi karena itulah Dia menguatkan janji-Nya dengan menyebutkan diri-Nya sendiri.

16. Kita tahu bahwa manusia selalu bersumpah dengan menyebut nama seseorang yang lebih berkuasa dan biasanya menyebut nama Allah. Dan kalau bersumpah di depan pengadilan dengan menyebut nama Allah, artinya Allah akan menghukum orang itu kalau berdusta, dan kesaksiannya dianggap sah.

17. Begitu juga waktu Allah mau menguatkan kebenaran janji-Nya, Dia menguatkan janji-Nya itu dengan sumpah. Karena Allah mau supaya kita keturunan Abraham secara rohani menyadari seperti ini, “Apa yang Allah janjikan kepada kita pasti akan ditepati.”

18. Jadi Allah sudah memberikan janji dan sumpah-Nya. Kedua hal itu tidak mungkin diubah-Nya, karena Allah tidak mungkin berdusta. Oleh karena itu, kita yang bergantung penuh kepada kebaikan hati Allah untuk menyelamatkan kita merasa dikuatkan dengan harapan seperti ini, “Allah pasti akan menepati semua janji-Nya kepada kita!”

19-20. Biarlah harapan kita itu berfungsi seperti sebuah jangkar yang kuat dan aman bagi diri kita sendiri, supaya kita dikuatkan dan tidak terbawa oleh arus apapun. Karena Pengharapan kita sebenarnya adalah Yesus sendiri, yang sudah membuka jalan bagi kita ke dalam Ruang Mahakudus di Rumah Allah di surga. Jadi sekarang kita bisa langsung mendekat kepada-Nya di sana dalam doa, karena Yesus sudah bertugas sebagai Imam Agung bagi kita untuk selama-lamanya, sesuai dengan pola Imam Melkisedek.

Membaca bab lengkap Ibrani 6