Perjanjian Baru

Ibrani 12:3-19 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

3. Karena itu, biarlah kita selalu merenungkan teladan Yesus— yang berdiri teguh ketika orang-orang berdosa menghina dan menganiaya Dia dengan sangat kejam. Kalau kita meneladani Yesus, kita tidak akan gampang lemah dan putus asa.

4. Karena memang, dalam perjuangan kita melawan dosa, kita belum sampai terbunuh.

5. Janganlah kita melupakan nasihat yang diberikan Tuhan— di mana setiap kita Dia sebut “anak-Ku.” Kata-Nya,“Anak-Ku, janganlah pandang enteng didikan-Ku.Dan janganlah putus asa ketika Aku menegurmu.

6. Karena Aku memberikan didikan kepada setiap anak yang Ku-kasihi,dan Aku mencambuki setiap orang yang Ku-terima sebagai anak.”

7. Jadi, waktu kita menderita karena cambukan dari Bapa surgawi kita, kita harus ingat bahwa Allah sedang memperlakukan kita sebagai anak-Nya. Karena, kalau bapak memberikan didikan kepada anaknya sendiri, itu bukan hal yang aneh!

8. Kalau kamu tidak pernah dikoreksi oleh Tuhan, berarti kamu bukan anak-Nya yang sah. Karena Tuhan mengoreksi semua anak-Nya.

9. Memang, bapak kita yang ada di dunia ini pernah mengoreksi kita. Sesudah itu, kita menghormati mereka. Jadi terlebih lagi marilah kita tunduk kepada Allah sebagai Bapa rohani kita, karena kalau kita bertahan dalam ujian, kita akan masuk ke dalam hidup yang selama-lamanya.

10. Dan bapak-bapak kita yang di dunia ini mengoreksi kita masing-masing hanya untuk sementara saja— sesuai dengan apa yang mereka anggap baik. Tetapi waktu Bapa surgawi mengoreksi kita selalu tepat dan berguna, supaya kita disucikan sebagaimana Dia suci.

11. Memang, setiap kali kita dikoreksi, pengalaman itu tidak membuat kita senang, tetapi membuat kita sedih. Tetapi sesudah kita dididik oleh pengalaman itu, hasilnya adalah kita hidup lebih benar dan merasa tenang di mata Allah.

12. Jadi, oleh karena kita dipanggil untuk berlari dalam pertandingan ini, kuatkanlah tangan kita yang lemah, dan jangan biarkan lutut kita gemetar.

13. Dan biarlah kaki kita tetap berlari lurus ke depan. Jangan belok ke kiri atau ke kanan. Dengan demikian, kalau orang yang lemah atau pincang ikut teladan kita, kaki mereka tidak terkilir karena tersandung, tetapi semakin disembuhkan dan dikuatkan.

14. Berusahalah hidup damai dengan semua orang! Berusahalah juga untuk hidup kudus! Karena siapa yang tidak berusaha untuk hidup kudus tidak akan melihat Tuhan.

15. Berjaga-jagalah supaya jangan seorang pun di antara kalian yang berhenti berpegang kepada kebaikan hati Allah. Karena kalau ada orang yang seperti itu, dia akan menjadi seperti tanaman beracun yang bisa meracuni orang-orang di antara kita, sehingga orang-orang tertular dengan kenajisannya.

16. Dan kalian juga harus berjaga-jaga supaya tidak ada di antara kalian yang hidupnya cabul dan tidak menghormati Allah seperti yang dilakukan Esau. Sebenarnya sebagai anak pertama, dialah yang berhak mewarisi semua harta benda bapaknya ketika bapaknya meninggal. Tetapi dia menjual semua hartanya itu hanya untuk satu piring makanan saja.

17. Ingatlah yang terjadi kemudian: Ketika dia berubah pikiran dan mau menerima berkat dari bapaknya sebagai anak pertama, tetapi bapaknya menolak untuk memberikan berkat itu kepadanya. Walaupun dia menangis, dia tidak bisa mengubah apa yang sudah dilakukannya.

18. Kita yang datang kepada Allah melalui Kristus dan sesuai dengan perjanjian yang baru tidak seperti umat Israel yang menerima perjanjian yang lama. Mereka datang mendekati gunung duniawi— yaitu Gunung Sinai. Mereka takut sekali karena tiba-tiba cuaca mendung, diliputi kegelapan, diserang angin kencang, dan gunung itu sedang terbakar dengan api yang menyala-nyala.

19. Lalu mereka mendengar bunyi terompet surgawi yang nyaring dan suara Allah sendiri. Nenek moyang kita menjadi sangat takut sehingga mereka meminta Musa supaya Allah tidak lagi berbicara secara langsung kepada mereka.

Membaca bab lengkap Ibrani 12