Perjanjian Baru

1 Korintus 9:18-27 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

18. Jadi, apa yang menjadi upah saya dalam pekerjaan pelayanan ini? Inilah upah saya: Saya senang memberitakan Kabar Baik tanpa dibayar dan tanpa menuntut upah apa pun secara jasmani sebagai hak saya yang wajar atas pekerjaan rohani yang saya kerjakan.

19. Jadi pekerjaan pelayanan saya bebas dari segala macam pikiran tentang upah jasmani dan tidak berkewajiban kepada siapa pun. Biarpun begitu, saya menjadikan diri saya sebagai hamba yang melayani semua orang, supaya saya bisa memenangkan sebanyak mungkin orang bagi Kristus.

20. Jadi, waktu saya bersama orang Yahudi, saya hidup seperti orang Yahudi. Saya melakukan itu untuk memenangkan mereka. Dan walaupun saya sendiri sudah dibebaskan dari ikatan Hukum Musa, tetapi waktu bersama dengan orang-orang yang masih terikat dengan Hukum Musa, saya juga hidup seperti mereka. Saya melakukan hal itu supaya saya bisa memenangkan mereka yang hidupnya terikat dengan Hukum Musa.

21. Tetapi waktu saya bersama orang-orang yang hidup tanpa memikirkan Hukum Musa— yaitu orang yang bukan Yahudi, saya juga hidup seperti orang yang tidak memikirkan Hukum Musa. (Sebenarnya saya tidak melupakan Hukum Allah, tetapi saya diatur oleh Hukum Kristus.) Saya juga hidup seperti itu supaya saya bisa memenangkan mereka yang hidup tanpa Hukum Musa.

22. Begitu juga waktu saya bersama orang-orang yang lemah, saya menjadi seperti orang yang lemah, supaya saya bisa memenangkan mereka. Jadi saya berusaha menyesuaikan diri dengan bermacam-macam orang, dengan harapan supaya sebanyak mungkin orang diselamatkan melalui cara hidup saya.

23. Dan saya melakukan semua itu supaya Kabar Baik semakin tersebar, sehingga pada suatu hari nanti saya turut diberkati bersama kalian semua lewat berita keselamatan itu.

24. Ingatlah bahwa dalam sebuah pertandingan lari, semua peserta ikut berlari, tetapi hanya satu yang menang dan mendapat hadiah. Karena itu, mari kita berlari dalam perlombaan rohani ini sedemikian rupa, supaya kita pantas menjadi pemenang.

25. Ingatlah juga bahwa semua peserta dalam pertandingan sudah mengikuti latihan keras dan harus menguasai diri. Mereka melakukan semua itu dengan harapan untuk menerima sebuah mahkota penghargaan. Dan mahkota itu hanyalah benda dunia yang tidak akan tahan lama. Tetapi mahkota kita akan tahan selamanya.

26. Jadi, saya tidak berlari dalam perlombaan rohani ini seperti orang yang berlari tanpa sasaran yang pasti. Contoh pertandingan lainnya, saya tidak bersikap seperti petinju yang asal meninju dan pukulannya tidak kena pada sasaran.

27. Sebaliknya saya seperti olahragawan yang dengan sengaja mengikuti latihan keras— supaya bisa menguasai tubuh dan pikirannya. Saya melakukan itu supaya saya jangan sampai tidak menerima hadiah kemenangan sesudah saya mengajak orang lain untuk masuk dalam perlombaan rohani ini.

Membaca bab lengkap 1 Korintus 9